Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Kriteria Pakaian Muslimah

Pada Zaman ini banyak kita lihat ketidak jelasan pada pakaian seorang wanita muslimah, apakah pakaian yang mereka kenakan dibolehkan Syariat atau tidak? Berikut adalah Syarat atau kriteria dari pakaian muslimah yang di Rhidhai Islam : Syarat pertama:  pakaian wanita harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Ingat, selain kedua anggota tubuh ini wajib ditutupi termasuk juga telapak kaki karena termasuk aurat. Syarat kedua: bukan pakaian untuk berhias seperti yang banyak dihiasi dengan gambar bunga apalagi yang warna-warni, atau disertai gambar makhluk bernyawa, apalagi gambarnya lambang partai politik! Yang terkahir ini bahkan bisa menimbulkan perpecahan di antara kaum muslimin. Ingatlah, bahwa maksud perintah untuk mengenakan jilbab adalah perintah untuk menutupi perhiasan wanita. Dengan demikian, tidak masuk akal bila jilbab yang berfungsi untuk menutup perhiasan wanita malah menjadi pakaian untuk berhias sebagaimana yang sering kita temuka

Biografi Ibn Hazm Al- Andalusy (I)

Seorang ulama besar yang menguasai banyak rumpun ilmu dan cabang-cabangnya, produktif dalam berkarya, memiliki tekad yang kuat, kepribadian yang unik dan menakjubkan. Seorang Imam yang bertahan dari segala celaan dan hinaan, permusuhan dari berbagia pihak tidak melemahkan semangatnya dalam belajar dan mengajar..... Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Ali Ibn Ahmad ibn said Ibn Hazm Ibn Ghalib Ibn Shaleh Ibn Khalaf Ibn Ma’dan Ibn Sufyan Ibn Yazid Al-Farisi [1] . Kalangan penulis kontemporer memakai nama singkatnya yang populer Ibn Hazm, dan terkadang di hubungkan dengan panggilan al-Qurthubi atau al-Andalusi dengan menisbatkannya kepada tempat kelahirannya, Cordova dan andalus, sebagaimana Ulama' Fikih sering mengaitkaitkan dengan sebutan al-Dhahiri, sehubungan dengan aliran fiqih dan pola pikir dhahiri yang dianutnya. Sedangkan Ibn Hazm sendiri memanggil dirinya dengan Abu Muhammad, demikian juga Muridnya Al-Humaidi dan Abu Qosim Shoid sering memanggilnya dengan sebutan it

Buku Rujukan Para Pakar Seluruh Dunia tentang Cinta

Sebuah buku Spektakuler dari awal penulisannya hingga hari ini,  “Cinta” adalah tema buku ini. Buku ini menjadi buku terlaris sepanjang abad pertengahan.   Penulisnya adalah seorang ulama terkemuka di Zamannya, bukunya menjadi referensi utama para pakar oleh dua keyakinan yaitu oleh kaum muslimin di Timur dan orang kafir di bagian barat. Buku ini juga menjadi salah satu referensi utama kitab terkenal karangan Al-Imam Ibnul Qayyim  “Raudhatul Muhibbin” atau terjemahan bahasa Indonesianya “taman orang-orang jatuh cinta” Pengarangnya adalah Al-Imam Ibn Hazm seorang ulama besar Islam, yang mengusaai banyak rumpun dan cabang ilmu. Kitab yang kita bicarakan sekarang berjudul “Tauqul Hamamah” yang telah diterjemahkan kedalam banyak bahasa dunia, diantaranya B.Inggris, Prancis, Italia, German dan bahasa lainnya, termasuk B. Indonesia. Dalam bahasa Indonesia sendiri sejauh yang saya ketahui ada tiga terjemahan yaitu dengan judul “untaian kalung merpati”, “dibawah naungan cinta” dan

Kisah Cinta bertepuk Sebelah tangan dizaman Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam

          “ Itu adalah Mughits, budak milik bani fulan, dia adalah suami dari Barirah. Mughits terus membuntuti Barirah di jalan-jalan kota Madinah, sambil mengharap belas kasihan dari Barirah .”  Ucap Ibn Abbas (HR. Bukhari no. 5281). Dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata, sesungguhnya suami Barirah adalah seorang budak yang bernama Mughits. Aku ingat bagaimana Mughits mengikuti Barirah ke mana ia pergi sambil menangis (karena mengharapkan cinta Barirah, -pent). Air matanya mengalir membasahi jenggotnya. Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda kepada pamannya, Abbas, “ Wahai Abbas, tidakkah engkau heran betapa besar rasa cinta Mughits kepada Barirah namun betapa besar pula kebencian Barirah kepada Mughits. ” Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  kepada Barirah, “Andai engkau mau kembali kepada Mughits?!” Barirah mengatakan, “Wahai Rasulullah, apakah engkau memerintahkanku?” Nabi  shallallahu ‘alaihi wa salalm  bersabda, “ Aku hanya ingin menjadi perantara (