Cinta”, layaknya makanan pokok, istilah yang
satu ini tidak pernah pudar sepanjang jaman. Selalu hadir dimanapun dan
kemanapun kita berpaling. Betapa Dasyatnya Fitnah Cinta…. sehingga orang yang
sedang dilanda cinta lazimnya akan terfokus untuk mendapatkan yang dicintainya.
Akibatnya, tidak sedikit yang menjadi lalai dari mencintai Alloh serta
Rasul-Nya.
Sesunguhnya seseorang yang bercita-cita tinggi
tidak akan terpengaruh oleh cinta yang bisa menghalangi ketenangan, membuat
tidur tidak bisa nyenyak, membuat bingung akal pikiran, dan bahkan bisa membuat
gila. Betapa sering terjadi seseorang yang sedang dimabuk cinta menghabiskan
harta dan mengorbankan jiwa serta kehornatannya demi yang dicintainya. Bahkan
ia rela mengorbankan agama dan dunianya.
Cinta sanggup membuat tuan menjadi pelayan, dan
penguasa menjadi budak. Anda lihat, banyak orang yang sudah terlanjur masuk
dalam jerat cinta ingin keluar darinya. Akan tetapi, hal itu mustahil. Betapa
banyak fitnah cinta yang menjebloskan orang-orang yang bersangkutan ke dalam
Neraka Jahim, menjerumuskan mereka pada siksa yang sangat pedih, dan membuat
nereka meneguk air nereka yang panas mendidih.
Seorang pemuda yang terlalu lama membujang,
kadangkala merasa kesulitan untuk mencari calon istri, keberanian untuk
bertandang dan meminang seorang gadis menjadi gamang karena terlalu banyak
pertimbangan, akhirnya … pernikahan menjadi sekedar angan-angan karena calon
istri belum juga didapatkan. Sulitnya mencari calon istri. “PACARAN” tetap
tidak diperbolehkan dan hukumnya haram. Cinta yang dibungkus dengan pacaran,
pada hakikatnya hanyalah nafsu syahwat belaka, bukan kasih sayang yang
sesungguhnya, bukan rasa cinta yang sebenarnya, dan dia tidak akan mengalami
ketenangan karena dia berada dalam perbuatan dosa dan kungkungan nafsu, adapun
manisnya perbuatan dan indahnya perkataan dalam pacaran, pada dasarnya hanyalah
rayuan-rayuan belaka yang kosong dan hampa, yang mengandalkan permainkan
kata-kata, untuk itu..hati- hatilah…
Kebanyakan orang sebelum melangsungkan
pernikahan biasanya ‘berpacaran’ terlebih dahulu, hal ini biasanya dianggap
sebagai masa perkenalan individu, atau masa penjajakan atau dianggap sebagai
perwujudan rasa cinta kasih terhadap lawan jenisnya.
Dengan adanya anggapan seperti ini, maka akan
melahirkan konsensus di masyarakat bahwa masa pacaran adalah hal yang lumrah
dan wajar, bahkan merupakan kebutuhan bagi orang-orang yang hendak memasuki
jenjang pernikahan. Anggapan seperti ini adalah anggapan yang salah dan keliru.
Dalam berpacaran sudah pasti tidak bisa dihindarkan dari berdua-duaan antara
dua insan yang berlainan jenis, terjadi pandang memandang dan terjadi sentuh
menyentuh, yang sudah jelas semuanya HARAM hukumnya menurut syari’at Islam.
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Jangan sekali-kali
seorang laki-laki bersendirian dengan seorang wanita, melainkan si wanita itu
bersama mahramnya” (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari 1862 dan Muslim 4/104
atau 1341 dan lafadz ini dari riwayat Muslim dari shahabat Ibnu Abbas
Radhiyallahu ‘anhuma)
Oleh :
Akhmad Asikin
M.S.Ag
Di :
http://www.motivasi-islami.com/
Komentar
Posting Komentar