Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Jawaban Mematahkan

Terkadang ada orang yang memiliki hati berlumpur, iri dan dengki melihat orang lain baik atau merendahkan orang yang memiliki kekurangan, sehingga muncul sikap menghina atau merendahkan, baik dengan perbuatan ataupun ucapan. Bagaimana cara menghadapi orang seperti ini? Tentunya disesuaikan dengan keadaan, diantara jawaban yang tepat sekaligus mematikan dari orang seperti itu adalah dua kisah berikut: 1. Agus Salim yang diejek seperti kambing karna berjenggot Hamka menuturkan : Pada masa penjajahan Haji Agus Salim melakukan pidato dalam suatu rapat umum di Yogyakarta. Ketika ia baru saja naik ke mimbar, pemuda-pemuda yang membenci pendirian politiknya sudah mengembek-mengembek seperti kambing karna beliau berjanggut. Beliau hendak disamakan dengan kambing. Secepat itu juga, beliau beliau berkata kepada ketua rapat "ini adalah rapat manusia, Tuan ketua. Harap tuan ketua menghalau kambing-kambing itu keluar." Secepat kilat beralihlah ejekan kambing ke

Menasehati dan menghibur disaat luka

Permasalahan dan kesulitan pasti kita rasakan dan lalui dalam kehidupan ini, disaat ditimpa musibah jalan terbaik yang harus kita lakukan adalah bersabar dan memuhasabah diri, karna bisa saja musibah itu adalah u'qubah dari kesalahan yang kita lakukan. Saat musibah menimpa, sering kali kita dapati banyak orang yang pandai memberi nasehat, menghibur dan memotivasi mereka yang berduka. Itu wajar, dan memang seperti inilah seharusnya. Namun, hendaklah sipemberi nasehat atau motivasi merasakan apa yang dirasakan mereka yang bersedih, mendalami keadaan, meresapinya dengan penuh perasaan, sehingga hatilah yang berbicara untuk menyirami jiwa yang bersedih. Karna penderitaan, kemiskinan, kesengsaraan dan ketakutan takkan ada yang dapat merasakan pahitnya kecuali yang pernah menikmati, sedangkan orang yang tak pernah mengecapnya takkan mengetahui betapa getirnnya kenyataan pahit itu. (Ibn Hazm/Al akhlak was siyar fi mudawamatin nufus:28) Oleh karena itu kepedulian

Waktumu!

Betapa ruginya orang yang melepaskan siang tenggelam ditelan senja, membiarkan malam hilang diselimuti ufuk timur, namun ia tak memanfaatkan waktunya untuk kebaikan dunianya, terlebih lagi kebaikan akhirat. Membiarkan kesempatan lalu lalang dihadapannya, pada akhirnya waktunya hanya menanam kelalaian dan akan menuai penyesalan esok hari dan hari esok. Mengapa kita menyia-nyiakan waktu padahal ia "induknya nikmat didunia, karna waktu adalah umur kehidupan" (Dr. Khalid bin Abdurrahman/ Idaratul Wakt minal manzhur al islamy wal idary : 25) Ketahuilah bahwa modal utama seorang muslim didunia ini adalah waktunya yang sebentar saja, hirupan nafas yang terhitung dan hari yang terbatas. Siapa yang memetik kebaikan dari waktu yang singkat itu, beruntunglah ia, siapa yang menyia-nyiakannya, merugilah dia untuk zaman yang takkan kembali. (Abdul Malik bin Muhammad Qasim/Al waktu Anfasun la tau'd : 3) Waktu adalah anak panah yang lepas dari busurnya, tidak dapa

Identitas dan karakter muslim

Setiap bangsa dan suku memiliki karakter sendiri, begitu juga dengan agama dan pemahaman. Jerman terkenal dengan kehidupan militernya dan disiplin, Prancis dengan keromantisannya,  Inggris dengan kepercayaan dirinya, Indonesia dangan bangsa yang hormat pada tamu.  Suku Minang terkenal dengan perantauannya, Aceh fanatik agama, Bugis dengan kesukaannya berlayar. (Hamka/Pribadi Hebat : 8-9) Islam telah membentuk karakter tertinggi dalam sejarah kehidupan, karna visinya adalah "rahmatan lil a'lamin", untuk kebaikan seluruh alam. Dalam " The power of syahadat" dinyatakan : Seseorang yang telah mengikrarkan syahadat akan memiliki identitas dan karakter diri yang jelas dan kokoh. Ia menjadi pribadi yang tamayyuz (spesifik) dan segera terbedakan dengan yang lain.  Seseorang yang berikrar syahadat akan tercelup dalam warna ketuhanan dan kenabian dalam segala aktivitas hidupnya. Keimanan yang diikrarkan dengan kalimat syahadat akan membuahkan

Nilai Perhatian dan Kepedulian seorang guru

Banyak cara untuk meningkatkan prestasi anak didik, tentunya sebagai seorang guru hendaklah memiliki ilmu psikologi pendidikan sedikit banyaknya. Selain itu ia juga harus pandai menimbang rasa dan memilih sikap yang tepat pada peserta didik yang butuh perhatian lebih. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan si anak, baik dibidang akademik ataupun kepribadiannya. Tentunya perhatian itu diberikan berdasarkan sisi yang menjadi sorotan dan sesuai takarannya, tidak boleh berlebihan.     Seorang Ulama Besar berdarah minang yang mengemparkan Seantero Sumatera, hingga Jawa bahkan sampai ke Malaysia dan Singapura, yaitu Dr. Abdul Karim Amrullah atau lebih dikenal Haka, ayah dari ulama kebanggaan Indonesia yaitu Prof. Dr. Hamka, diantara penyebab ia menjadi orang besar adalah perhatian dari gurunya yang mampu menguatkan serta mengokohkan kesungguhan yang sudah ada dalam jiwanya untuk menuntut ilmu.   Hamka menuturkan dalam Ayahku bagaimana Ayahnya Haka mengenang

Kisah masuk islamnya satu keluarga kristen Batak

Pada  pertengahan tahun 2012 lalu, Saya melaksanakan kegiatan Safari Ramadhan kesalah satu desa di Kab. Asahan, Sumatera Utara. Desa yang berpenghuni 111 Keluarga itu memberikan pengalaman sangat banyak untuk kami yang melaksanakan tugas kampus itu. Dari 111 keluarga hanya 8 keluarga saja yang islam, itupun rata-rata muallaf. Maka pantaslah rasanya jika disamping masjid desa itu terdapat kandang babi dan warung tuak, setiap pagi kami mendengar cicitan anak-anak babi putih berebut makanan, sedangkan pada malam hari terdengar musik yang keras dan aroma miras yang menyengat, ditepi jalan beberapa puluh meter dari sana terdapat pula warung tuak, tak jauh dari sana nampak daging babi yang bergantungan untuk dijual, tentunya ini tidak Saya temui di Ranah Minang. Didepan masjid terdapat sebuah rumah muslim, mereka dulunya beragama kristen. Namun hari ini, keluarga itu termasuk yang membela islam di desa tersebut. Sayapun tertarik dengan kisah keislaman satu keluarga