Permasalahan dan kesulitan pasti kita rasakan dan lalui dalam kehidupan
ini, disaat ditimpa musibah jalan terbaik yang harus kita lakukan adalah bersabar
dan memuhasabah diri, karna bisa saja musibah itu adalah u'qubah dari kesalahan
yang kita lakukan.
Saat musibah menimpa, sering kali kita dapati banyak orang yang pandai
memberi nasehat, menghibur dan memotivasi mereka yang berduka.
Itu wajar, dan memang seperti inilah seharusnya. Namun, hendaklah
sipemberi nasehat atau motivasi merasakan apa yang dirasakan mereka yang
bersedih, mendalami keadaan, meresapinya dengan penuh perasaan, sehingga
hatilah yang berbicara untuk menyirami jiwa yang bersedih.
Karna penderitaan, kemiskinan, kesengsaraan dan ketakutan takkan ada
yang dapat merasakan pahitnya kecuali yang pernah menikmati, sedangkan orang
yang tak pernah mengecapnya takkan mengetahui betapa getirnnya kenyataan pahit
itu.
(Ibn Hazm/Al akhlak was siyar fi mudawamatin nufus:28)
Oleh karena itu kepedulian dan perhatian yang diberikan oleh orang yang
senasib atau memiliki pengalaman pahit yang sama lebih mudah memasuki hati
mereka yang menikmati penderitaan hidup karna musibah yang menimpanya, hal itu
karna si pemberi motivasi benar-benar paham hakikat dari apa yang menimpa kita
baik kesusahan, kehinaan, ketakutan, kemiskinan, kecacatan, kemalangan, celaan,
dan berbagai warna kesedihan lainnya.
Penderita sakit berat, adakah orang sehat memahami bagaimana ia menahan
sakit itu?
Si mandul, mampukah yang punya anak merasakan betapa beratnya hidup
tanpa buah hati?
Si cacat, mungkinkah yang sempurna tubuhnya menikmati kekurangan itu?
Yatim piatu, yang hidup dalam asuhan orang tua, apakah dapat mengecap kehilangan
kasih sayang ayah dan ibu?
Kemiskinan, adakah orang kaya mengetahui susahnya mendapatkan sesuap
nasi setiap harinya?
Kehidupan yang harmonis antara suami istri, dapatkah mereka menyentuh
air mata pedihnya perceraian?
Adakah pengusaha sukses mengetahui
hancurnya hati karna kegagalan dalam usaha yang telah jaya?
Bisakah mereka yang telah menikah merasakan kemeranaan dan keresahan
para bujangan sedangkan umur semakin tua, namun jodoh entah dimana?
Mereka hanya mudah bicara, seandainya musibah dan derita itu terjadi
pada mereka entah bagaimana cara mereka menanggapinya!
Tak ada orang yang menguasai seni dalam tersenyum kecuali pemilik mata
yang lelah menangis namun tak seorangpun peduli untuk menghapus tetesan dan
deraian tinta mata yang menari, dan tidak ada yang bisa diam dengan indah
kecuali mereka yang berteriak sekeras-kerasnya meminta belas kasihan, namun tak
ada yang mendengarkannya.
Bagi dirimu yang bersedih, bersabar dan teguhkan hati, serta gantungkan
harapan hanya kepada Allah taala semata, karna hanya kepada-Nya sajalah kita
memohon dan meminta. Dan pahamilah bahwa semua apa yang menimpamu adalah
milikmu, kau sendirilah yang menjalani dan menyelesaikannya. Sedangkan mereka
yang menyayangimu hanya bisa membantu, kamulah tonggak utama untuk mampu
berdiri kokoh menghadapi kenyataan ini. Tanamkan dalam hati percaya diri dan
kesungguhan, tidak ada musibah yang menimpa seseorang kecuali sesuai
kemampuannya dan untuk menaikkan derajatnya.
Bagi engkau yang peduli pada mereka, pandailah membaca keadaan,
bayangkan kau berada diposisi mereka, pilih kata yang tepat dan selalu bangun
jiwa mereka semampumu dengan mengharap ridha Allah taala.
Dan ketahuilah kaum muslimin bersaudara, mereka harus saling peduli dan
mempedulikan, musibah yang menimpa saudara kita adalah musibah kita juga.
Komentar
Posting Komentar