Langsung ke konten utama

Teman Pilihan



Allah taala telah menjelaskan pada kita dalam Alquran betapa pentingnya teman yang shaleh, begitu juga Nabi -Shalallahu alaihi wasallam- dalam hadist "setiap orang tergantung agama temannya, maka hendaklah kalian perhatikan dengan siapa kalian berteman" dan hadist "permisalan teman yang baik dan buruk, seperti penjual minyak wangi dan pandai besi..."




Walaupun begitu disini akan kami bawakan perkataan ulama tentang persahabatan

1. Kebutuhan terhadap teman

Setiap orang pasti punya teman, baik karna sebab alamiah atau karna dicari (Muhammad An Naisabury/Adabussuhbah:378)

2. Urgensi teman yang shaleh

Ketahuilah bahwa teman yang shaleh memiliki peran yang kuat terhadap sikap seorang mukmin, itu karena Allah taala menjadikan teman tetsebut sebagai salah satu penyebab hidayah baginya (Hazim Khanfar/Gayatul Munawah fi adabis shuhbah wa huqiqil ukhwah:...)

Orang yang cerdas hendaklah berteman dengan yang shaleh dan menjauhi orang yang buruk perilakunya, karna kasih sayang dalam pertemanan dengan yang shaleh cepat tercapainya dan lambat hilangnya dan begitu pulalah sebaliknya ( Abu Hatim Ad darimy/Raudhatul Uqala' wanuzhatul fhudhala':99)

3. Syarat teman shaleh

Ulama berkata : perhatikan 5 hal dalam berteman : hendaklah ia orang yang cerdas, baik akhlaknya, tidak fasiq, bukan pelaku bid'ah dan tidak berhasrat pada dunia. Batasan semua itu yaitu  setiap orang yang tidak memberikan manfaat bagimu maka sebaiknya ditinggalkan dan siapa saja pertemanannya memudharatkan agama dan duniamu maka meninggalkannya wajib (As Safarany/Gizaul Albab:2/486)

4. Timbangan teman


Teman itu adalah apabila ia tersakiti oleh apa yang menyakitimu dan bahagia dengan kebahagiaanmu, jika hal ini tidak ada maka ia bukanlah teman dan bisa saja seseorang menjadi teman orang yang bukan temannya (Ibn Hazm/ Al akhlak was siyar:42)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wajib Diketahui Oleh Pecinta Sepak Bola...

Ada apa dengan kostum sepak bola? Sepak bola merupakan olah raga yang paling banyak penggemarnya, setiap penggemar memiliki klub dan pemain faforit. Terkadang semua aksesoris yang bertuliskan nama dan gambar klub atau pemain idolapun menjadi koleksi wajib bagi para pecinta sepak bola. Nah, bagaimana bila kita sebagai seorang muslim menjadi penggemar klub  atau pemain yang kafir kemudian membeli pernak-pernik yang berkaitan dengan mereka terutama kostum yang mengandung unsur atau lambang agama dan keyakinan mereka seperti lambang salib dan setan merah? Jika kita perhatikan terdapat beberapa kostum tim sepak bola yang mengandung unsur salib seperti Barcelona, AC Milan, Timnas Brazil, Timnas Portugal, Intermilan, sedangkan lambang setan terdapat pada  MU.  Meskipun begitu masih banyak kaum muslimin yang tidak memperdulikan hal ini khususnya Indonesia. Berbeda dengan dua Negara bagian Malaysia beberapa tahun yang lalu telah melarang hal ini. Dewan Keagamaan Johor d

Mengisi Ramadan dengan nasyid

  Dalam KBBI nasyid diartikan sebagai lagu yang mengandung unsur keislaman, sedangkan dalam kamus “ Lisanul Arab ” nasyid artinya menyanyikan syair. Dari dua pengertian ini dapat kita pahami bahwa nasyid adalah lagu atau nyanyian. Ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Hakim hafizhahullah dalam salah satu ceramahnya bahwa nasyid yang sekarang itu adalah nyanyian, bukan seperti yang dibaca oleh para sahabat saat menggali parit atau saat perang, yang mereka baca adalah syair.     Kita sama-sama tahu bahwa membaca syair oleh orang arab memiliki cara tersendiri, jika dicari persamaannya di Indonesia maka membaca syair serupa dengan membaca pantun atau puisi. Apakah membaca puisi atau pantun sama dengan cara menyanyikan nasyid atau kasidah itu? Jawabnya jelas tidak sama. Lalu apa hukum menyanyikan nasyid? Syaikh Shaleh Al Fauzan hafizhahullah dalam sebuah video tanya jawab menyebutkan “kami tidak menemukan pensyariatannya, jika nasyid tersebut tidak disandarkan

Kita pasti berpisah, semoga esok kembali berkumpul

Dalam menjalani kehidupan ini terkadang kita harus pergi, pergi jauh dari kampung halaman. Banyak tujuan yang kita bawa, ada yang menuntut ilmu, ada yang mencari nafkah dan tujuan lainnya. Walau apapun tujuannya, ke manapun perginya, pasti ia merindui kampung halamannya, pasti ia merindukan orang-orang yang disayangi, ingin kembali berkumpul dengan keluarga, sebab di sana ada kebahagiaan. Keindahan dan kedamaian itu ada di kampung halaman, ketika hati gelisah maka pulanglah, ada orang tua di sana, ada sanak saudara, ada sawah yang berjenjang dilengkapi burung-burung yang berbondong, ada sungai  beserta suara gemerciknya dan bebukitan dengan pohong-pohon yang menghijau. Indah dan damai.   Kita pasti kembali   Ibnu Umar  rhadiyallahu anhuma   berkata bahwa Rasulullah  shalallahu alaihi wasallam   bersabda :   كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ. وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ، يَقُولُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ المَسَاء