Seluruh cobaan dan ujian yang kita rasai adalah tanda kebaikan dari Allah taala, yakinkan diri untuk itu agar tidak berlarut dalam kesedihan dunia yang sementara ini. Susah senang adalah pakaian kehidupan, maka sikap yang layak dimiliki seorang mukmin adalah berserah diri keapada Allah taala yang telah mentadbir dirinya, apapun yang ia dapatkan dari suka duka dunia ia tetap menyikapinya dengan husnuzhan kepada Rabbnya.
Kalaulah musibah datang menyapa hendaknya kita sambut ia
dengan lambaian sabar, masalah yang tak kunjung selesai, sakit berkepanjangan
atau kemiskinan yang melekat pada diri, sabarlah karna “orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang
yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa” (Al-Baqarah
: 177)
Semua yang menimpa dan terjadi pada seorang yang beriman
adalah baik, saat suka ia bersyukur dan saat duka ia bersabar. “Sungguh
mengagumkan keadaan seorang mukmin, semua keadaannya mengandung kebaikan dan
ini hanya ada pada seorang mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan dia akan
bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya dan jika dia ditimpa kesusahan dia
akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya” (Hr. Muslim)
Cobaan yang kita rasakan itu, tidaklah dibiarkan begitu
saja, akan ada balasannya yaitu pengampunan dosa, sebagaimana Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Tidaklah seorang mukmin ditimpa sakit,
letih, demam, sedih hingga kekhawatiran yang mengusiknya, melainkan Allah
mengampuni kesalahan-kesalahannya” (Hr. Bukhari dan Muslim)
Bahkan sepatutnya kita bersangka baik kepada Allah taala
dengan menanamkan dalam hati bahwa Allah taala menginginkan kebaikan untuk kita
dan mencintai kita, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Apabila Allah
mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian
itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya maka ia akan
mendapatkan kemurkaan-Nya (Hr. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dan itu semua terjadi agar derajat kita ditinggikan dan dosa
diampuni, “Tidaklah seorang mukmin terkena duri dan lebih dari itu melainkan
Allah akan mengangkat derajat dengannya atau dihapuskan kesalahannya dengannya”
(Hr. Bukhari dan Muslim)
Ataupun seandainya musibah yang menimpa kita karna dosa dan
maksiat yang kita lakukan maka ingatlah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam “Jika Allah menginginkan kebaikan untuk seorang hamba, Dia akan
segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia
akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada
hari kiamat kelak” (Hr. Tirmidzi).
Jadi apapun yang menimpa kita hendaknya kita menganggapnya
sebagai cobaan yang membuahkan kebaikan, jika itu sebuah ujian maka untuk
mengangkat derajat dan pengampunan dosa, dan bila itu hukuman maka itu untuk
meringankan beban azab di akhirat dan pengampunan dosa.
Komentar
Posting Komentar