Langsung ke konten utama

Mengapa mereka membela Ibn Taimiyah?



Sebelum menjawab pertanyaan tersebut hendaklah kita mengenal siapa tokoh ini, Ibn Taimiyah adalah seorang reformer dizamannya, namun  pengaruhnya sampai hari ini masih meresap disetiap jiwa yang jujur dalam mencari kebenaran.


Pernahkah kau mendengar nama Ibn Katsir, Ibn Alqayyim dan Imam Az Zahabi? Tahukah kamu bahwa mereka semua adalah murid-murid dari Ibn Taimiyah?


Menagapa Ibn Taimiyah dan bukan Imam Syafii atau Imam Nawawi, atau Imam Bukhari dan Imam Muslim yang kita bela? Karna senua ulama diatas dihormati dan diakui oleh kaum muslimin, seandainya suatu hari nanti mereka juga terfitnah atau dicela maka dengan sepenuh jiwa kita harus membela mereka pula.

Ibn Taimiyah pantas kita bela karna ia terzhalimi oleh para pendengki, beliau meninggal dalam penjara karna kezhaliman ini. Sebagian orang menyatakan bahwa tanda kesesatan Ibn Taimiyah adalah dipenjaranya ia oleh pemerintah, mereka tidak tau kalau pemerintah berpihak kepada kelompok yang menentang Ibn Taimiyah. Pemerintah dahulu sama dengan sekarang, lihatlah betapa banyak orang besar dan baik dipenjara karna fitnah keji sebagian kelompok! Hanya disebabkan oleh kedengkian, berebut pengikut atau kekuasaan.

Ibn Katsir menyatakan saat Ibn Taimiyah meninggal orang-orang tersentak dan Damasqus dipenuhi oleh pelayat yang ingin menyaksikan jenazah Beliau, mereka merasakan kehilangan orang yang penting bagi umat, inilah tanda cinta rakyat kepada ulama yang terzhalimi. Bahkan Ibn Katsir berwasiat agar ia dikuburkan disamping kuburan gurunya itu, hari ini kita dapat melihat kuburan Ibn Taimiyah berdampingan dengan Ibn Katsir.

Ibn Katsir, Imam Az Zahabi dan Ibn Qayyim memuji guru mereka pada banyak kesempatan dalam karya-karya mereka, kalaulah Ibn Taimiyah sesat sebagaimana yang mereka tuduhkan tentulah ketiga ulama besar tersebut memperingati kita dari kesesatannya.

Ibn Taimiyah adalah Ulama yang menguasai banyak rumpun dan cabang ilmu, ia juga seorang pejuang dimedan peperangan, tegas dalam menyampaikan kebenaran dan memberantas kebatilan. Pihak yang membencinya berasal dari ahli kitab, ahli fiqih dan orang yang berbeda aqidah dengan Beliau sehingga musuh yang banyak itu menumbuhkan kezhaliman terhadap ulama yang digelari "Syaikul islam" ini. Dan sampai hari ini kedengkian dan kebencian itu masih diwarisi dari generasi kegenerasi untuk menyesatkan Beliau, maka pembelaan terhadapnya juga harus kita warisi pula dan wariskan kepada zurriyah kita.



Pembelaan terhadap Ibn Taimiyah tidak membuat kita buta bahwa setiap orang pasti salah, jasa Ibn Taimiyah sangat besar untuk umat Islam dan patut di i'tirafkan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wajib Diketahui Oleh Pecinta Sepak Bola...

Ada apa dengan kostum sepak bola? Sepak bola merupakan olah raga yang paling banyak penggemarnya, setiap penggemar memiliki klub dan pemain faforit. Terkadang semua aksesoris yang bertuliskan nama dan gambar klub atau pemain idolapun menjadi koleksi wajib bagi para pecinta sepak bola. Nah, bagaimana bila kita sebagai seorang muslim menjadi penggemar klub  atau pemain yang kafir kemudian membeli pernak-pernik yang berkaitan dengan mereka terutama kostum yang mengandung unsur atau lambang agama dan keyakinan mereka seperti lambang salib dan setan merah? Jika kita perhatikan terdapat beberapa kostum tim sepak bola yang mengandung unsur salib seperti Barcelona, AC Milan, Timnas Brazil, Timnas Portugal, Intermilan, sedangkan lambang setan terdapat pada  MU.  Meskipun begitu masih banyak kaum muslimin yang tidak memperdulikan hal ini khususnya Indonesia. Berbeda dengan dua Negara bagian Malaysia beberapa tahun yang lalu telah melarang hal ini. Dewan Keagamaan Johor d

Mengisi Ramadan dengan nasyid

  Dalam KBBI nasyid diartikan sebagai lagu yang mengandung unsur keislaman, sedangkan dalam kamus “ Lisanul Arab ” nasyid artinya menyanyikan syair. Dari dua pengertian ini dapat kita pahami bahwa nasyid adalah lagu atau nyanyian. Ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Hakim hafizhahullah dalam salah satu ceramahnya bahwa nasyid yang sekarang itu adalah nyanyian, bukan seperti yang dibaca oleh para sahabat saat menggali parit atau saat perang, yang mereka baca adalah syair.     Kita sama-sama tahu bahwa membaca syair oleh orang arab memiliki cara tersendiri, jika dicari persamaannya di Indonesia maka membaca syair serupa dengan membaca pantun atau puisi. Apakah membaca puisi atau pantun sama dengan cara menyanyikan nasyid atau kasidah itu? Jawabnya jelas tidak sama. Lalu apa hukum menyanyikan nasyid? Syaikh Shaleh Al Fauzan hafizhahullah dalam sebuah video tanya jawab menyebutkan “kami tidak menemukan pensyariatannya, jika nasyid tersebut tidak disandarkan

Kita pasti berpisah, semoga esok kembali berkumpul

Dalam menjalani kehidupan ini terkadang kita harus pergi, pergi jauh dari kampung halaman. Banyak tujuan yang kita bawa, ada yang menuntut ilmu, ada yang mencari nafkah dan tujuan lainnya. Walau apapun tujuannya, ke manapun perginya, pasti ia merindui kampung halamannya, pasti ia merindukan orang-orang yang disayangi, ingin kembali berkumpul dengan keluarga, sebab di sana ada kebahagiaan. Keindahan dan kedamaian itu ada di kampung halaman, ketika hati gelisah maka pulanglah, ada orang tua di sana, ada sanak saudara, ada sawah yang berjenjang dilengkapi burung-burung yang berbondong, ada sungai  beserta suara gemerciknya dan bebukitan dengan pohong-pohon yang menghijau. Indah dan damai.   Kita pasti kembali   Ibnu Umar  rhadiyallahu anhuma   berkata bahwa Rasulullah  shalallahu alaihi wasallam   bersabda :   كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ. وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ، يَقُولُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ المَسَاء