Langsung ke konten utama

Kitab Fiqih yang ter asingkan




Kitab Fiqih Perbandingan yang jarang diketahui oleh banyak orang, kitab Fiqih yang hanya memuat hadist-hadis Shahih dan dimulai dengan pembahasan Tauhid. Sudahkah kita tau?


Kitab al-Muhalla ( المحلى) atau judul sebenarnya al-Muhalla fi Syarh al-Mujalla bi al-Hujaj wa al-Atsar  merupakan karya Imam Ibnu Hazm al-Andalusi rahimahullah (456 H), yang juga dikenali sebagai imam dalam mazhab Zhahiri. al-Muhalla merupakan sebuah karya besar dalam bidang fiqh yang terbilang masyhur namun jarang sekali dikenali masyarakat hari ini. Ibnu Hazm menghimpunkan dan menguraikan berbagai permasalahan dalam bidang fiqh melalui kitabnya yang cukup unik ini. Ibnu Hazm memulai perbahasannya dengan perbahasan Tauhid kemudian barulah masuk kedalam pembahasan Fiqih. Sangat jarang kita menemukan kitab fiqih yang didahului dengan pembahasan tauhid, bahkan Saya pribadi belum menemukannya kecuali Al-Muhalla ini. Hal ini menunjukkan Pandangan Beliau terhadap pentingnya tauhid, ibadah tidak akan diterima kecuali tauhidnya sudah benar.  Terkadang dalam memaparkan hukum Beliau menyebut Manusia dan jin, misalnya "hukum ini, wajib atas seluruh manusia dan jin". Hal ini menunjukkan tingginya tingkat pemahaman beliau bahwa Syariat Islam wajib bagi dua golongan tersebut, sangat jarang ada kitab fiqih yang memasukkan kata jin dalam pembahsan hukumnya, walaupun sebenarnya jika disebutkan manusia jin sudah termasuk didalamnya.

Imam Izzuddin bin 'Abdul Salam berkata, "Ibnu Hazm termasuk ulama mujtahid, aku tidak pernah melihat kitab yang membicarakan hal-ehwal fiqh Islam seperti kitab al-Muhalla karya Ibnu Hazm dan kitab al-Mughni karya Ibnu Qudamah al-Maqdisi." 

Imam al-Dzahabi rahimahullah berkata, "Apa yang dikatakan oleh Imam ‘Izzudin bin 'Abdus Salam adalah benar, dan kitab ketiga setelah kedua kitab tersebut adalah Sunan al-Kubra karya al-Baihaqi rahimahullah, manakala yang ke-empat adalah al-Tamhid karya Imam Ibnu 'Abdil Barr rahimahullah. Sesiapa yang mampu mendapatkan kitab-kitab ini dan dia termasuk mufti yang bijaksana lagi faqih. Jika dia segera mempelajarinya, maka dia akan menjadi orang yang benar-benar faqih."
           
Metode yang digunakan Imam Ibn Hazm dalam kitabnya ini sangat bagus, ia memulai dengan judul yang memuat pendapatnya dalam suatu permasalahan, kemudian diikuti dengan pendapat yang berbeda dan bantahannya, terakhir beliau memaparkan dalil-dalil yang menguatkan pendapatnya. Sering kali pendapatnya berbeda dengan Imam yang empat, hal ini disebabkan Beliau tidak mengambil Qiyas sebagai dalil dan tidak pula hadish Dhaif.

Dalam Al-Muhalla Ibn Hazm terkadang bahkan banyak berkata kasar kepada orang yang berbeda pendapat dengannya terutama pada Imam Malik, hal ini disebabkan karna dizamannya Mazhab resmi Andalusia adalah  Mazhab Maliky dan mereka memusuhi Ibn Hazm, bahkan pemerintahan juga ikut memusuhi Ibn Hazm karna hasutan dari sebagian orang yang tidak senang dengannya. Dari hal ini banyak orang berangapan bahwa Ibn Hazm adalah orang yang kasar, padahal tidak demikian. Karanganya yang lain seperti Tauqul Hamamah, Asma Wa Sifat, Sejarah Khulafa’ Andalusia ditulis dengan tutur kata yang sangat halus dan sopan.

Dalam Al-Muhalla Ibn Hazm tidak menyampaikan Hadist-hadist kecuali sanadnya bersambung darinya hingga Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, oleh karena itu bisa dikatakan Al-Muhalla merupakan kitab hadist dengan susunan babnya sesuai permasalahan fiqih.

Untuk para mubtadi’ (pemula) dalam belajar Ilmu Agama, terutama fiqih dinasehatkan oleh para ulama untuk tidak membaca Al-Muhalla karna dikhawatirkan  kata-kata (kasar) yang ada didalamnya dapat mempengaruhi pembacanya.

Kitab al-Muhalla ini telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan telah diterbitkan oleh Pustaka Azzam, Indonesia. Kitab yang diterjemahkan ini berdasarkan Kitab al-Muhalla yang telah ditahqiq oleh Syeikh Ahmad Muhammad Syakir.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wajib Diketahui Oleh Pecinta Sepak Bola...

Ada apa dengan kostum sepak bola? Sepak bola merupakan olah raga yang paling banyak penggemarnya, setiap penggemar memiliki klub dan pemain faforit. Terkadang semua aksesoris yang bertuliskan nama dan gambar klub atau pemain idolapun menjadi koleksi wajib bagi para pecinta sepak bola. Nah, bagaimana bila kita sebagai seorang muslim menjadi penggemar klub  atau pemain yang kafir kemudian membeli pernak-pernik yang berkaitan dengan mereka terutama kostum yang mengandung unsur atau lambang agama dan keyakinan mereka seperti lambang salib dan setan merah? Jika kita perhatikan terdapat beberapa kostum tim sepak bola yang mengandung unsur salib seperti Barcelona, AC Milan, Timnas Brazil, Timnas Portugal, Intermilan, sedangkan lambang setan terdapat pada  MU.  Meskipun begitu masih banyak kaum muslimin yang tidak memperdulikan hal ini khususnya Indonesia. Berbeda dengan dua Negara bagian Malaysia beberapa tahun yang lalu telah melarang hal ini. Dewan Kea...

علو الهمة، أهميته وأسبابه

إنَّ رحلة الحياة طويلةٌ وشاقَّةٌ يحتاجُ فيها المسافر إلى ما يحفَظُه في سفَرِه وإلى ما يُعِينه على بُلوغ مَقصِده الآمِن الناعم، وصدَق مَن قال: إنَّ الناس في هذه الرحلة لا يتفاوَتون بالصُّوَر إنما بالهِمَم، والهمَّة هي التي تحثُّ المسافر على السَّير، ولا تجعَلُه ينسى في واحات الراحة والتزوُّد وجهتَه وغايتَه . ويُعرِّف بعضُ العلماء الهمَّة بأنها بمثابة الطاقة الكامنة في ذَواتنا، والتي تدفَعُنا للحركة والعمل، وإذا انطَلقتْ هذه الطاقة من جَوانِب الخير في نفوسنا، كانت الحركة تجاه الخير ومعالي الأمور، وإنْ كان مصدر هذه الطاقة النفس الأمَّارة بالسُّوء فإنَّ الحركة تنصبُّ في الشر، أو في أقلِّ أحوالها تتَّجه نحو خيرٍ ناقص مَشُوب بشرور الشبهات والشهوات . فإنَّ الهمة عملٌ قلبيٌ ، والقلب لا سلطان بعد الله لغير صاحبه عليه ، وكما أن الطائر يطير بجناحيه ، كذلك يطير المرء بهمته فتحلق به لأعلى الآفاق ، طليقة من القيود التي تكبل الأجساد . والهمم تتفاوت حتى بين الحيوانات ، فالعنكبوت مثلاً منذ أن يولد ينسج لنفسه بيتًا ولا يقبل منّة الأم ، والحية تطلب ما حفر غيرها إذ طبعها الظلم ، والغراب ي...

Hukum wanita berceramah di depan umum di ceramah Ramadan dan selainnya

  Kita sering menemukan para wanita menjadi penceramah Ramadan, ini adalah suatu kebiasaan yang melenceng dari kehidupan para ulama. Dari dulu yang tampil di depan umum untuk bedakwah adalah laki-laki, tidak pernah ada riwayat dari Nabi shalallahu alaihi wasallam ataupun sahabat yang menyatakan wanita menjadi mubalig kepada khalayak ramai. Yang dibolehkan adalah berdakwah atau berceramah kepada sesama jamaah wanita, karena wanita yang tampil di khalayak ramai adalah wanita yang kurang berwibawa atau kurang kehormatan dirinya. Sebab ketika ceramah akan ada senyum, akan ada gerak-gerik tubuh yang ditonton oleh kaum laki-laki.   Allah taala berfirman sebagai perintah kepada para sahabat jika ingin bertanya kepada para istri Nabi shalallahu alaihi wasallam : وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ Jika kalian bertanya pada mereka untuk suatu keperluan, maka tanyalah dari belakang hijab, hal ...