Langsung ke konten utama

Cara Menyikapi Perbedaan dalam Islam..

Bagaimana cara menyikapi perbedaan dalam Islam????


Perbedaan dalam banyak hal pada kehidupan manusia adalah sebuah realita dan kenyataan yang tidak dapat diingkari, begitu juga perbedaan dalam keyakinan beragama serta perbedaan aliran-alirannya. Agama islam adalah satu-satunya agama yang benar, selain islam sudah pasti salah. Walaupun begitu terdapat banyak kelompok dalam islam, Tentunya hanya satu kelompok saja yang benar, sedangkan kelompok lain salah sesuai dengan tingkat kesalahannya.
 Mungkin, untuk orang awam permasalahan ini agak membingungkan mengapa harus terjadi perbedaan pendapat, mengapa dalam Islam ada berbagai kelompok dan mazhab padahal agama Islam adalah satu, syariatnya satu, dan sumbernya satu, yaitu wahyu Ilahi?





Rasulullah Shalallhu Alaihi Wasalaam  sendiri sudah mewanti-wanti umatnya dalam hal ini sebagaimana sabdanya, "sesunguhnya orang yang hidup setelahku akan melihat perselisihan yang banyak. Maka dari itu hendaklah kalian berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para khalifah yang mengikuti petunjuk yang benar, gigitlah ia dengan geraham-geraham kalian, dan jauhilah perkara-perkara yang baru yang diada-adakan (dalam agama), karena sesungguhnya semua perkara yang baru diadakan itu bidah, dan semua bidah itu sesat." (HR. Ahmad )
Beliau juga bersabda mengisyaratkan tentang perpecahan umat islam, “Ketahuilah sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan dan sesungguhnya ummat ini akan berpecah belah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, (adapun) yang tujuh puluh dua akan masuk Neraka dan yang satu golongan akan masuk Surga, yaitu “al-Jama’ah.” (HR. Abu Dawud, Ad Darimi, Al Hakim dan  Imam Ahmad)
Sebelumnya harus kita ketahui seluruh kaum muslimin bersaudara, tiada persaudaraan yang lebih kuat dari persaudaraan iman dan islam. Maka perlakukanlah saudaramu dengan sebaik-baiknya. Walaupun begitu banyak kelompok yang menyematkan diri kepada islam akan tetapi pemahaman mereka membuat mereka keluar dari islam. Seperti kelompok yang meyakini bahwa ada Nabi dan Rasul setelah Nabi Muhammad r, golongan yang  mengkafirkan muslim yang tidak sepaham dengan mereka, kelompok mengatakan bahwa mayoritas Sahabat kafir setelah wafatnya Nabi r sehingga mereka tidak menerima hadist dari para sahabat walaupun diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, jaringan kelompok yang sok cerdas dengan mengatakan kalau kita harus memahami agama secara rasional atau memahami agama sesuai dengan akal sehingga mereka meyakini kalau Alquran boleh di kritik karena tidak sesuai dengan akal mereka yang pendek dan dangkal itu, bahkan mereka mengatakan kalau semua agama benar, dan banyak lagi keyakinan serta pemahaman yang membawa pelakunya masuk kedalam kekafiran. Oleh karena itu wajib bagi kita mendakwahi mereka agar mereka kembali kejalan yang benar, jika mereka menolak setelah hujjah kita sampaikan maka pada saat itu tali persaudaraan kita telah terputus dengan mereka.
Diantara penyebab perpecahan adalah kecondongan dan tabiat seseorang serta tingkat kecerdasan yang berbeda, kebodohan seseorang dalam ilmu agama, cara memahami dalil Alquran atau hadist yang tidak sama, Fanatik golongan, keinginan untuk menonjolkan diri, berprasangka buruk, mengikuti hawa nafsu dan cinta dunia.
Tentunya semua kelompok mempunyai argumen, mengedepankan fikrah & manhaj masing-masing, semua golongan mengaku merekalah Ahlus Sunnah Wal Jamaa'h. Namun ketahuilah kebenaran hanya satu, jadi tidak masalah bagi seseorang atau sebuah kelompok mengklaim bahwa kelompok merekalah yang paling benar karna itulah keyakinan mereka dangan tidak menyangkal bahwa terdapat kebenaran dalam kelompok lain  bahkan harus meyakini ada kemungkinan kelompok lainlah yang paling benar. “Pendapatku benar, tapi memiliki kemungkinan untuk salah. Sedangkan pendapat orang lain salah, dan memiliki kemungkinan untuk benar.” Demikian ungkapan yang sangat populer dari Imam Syafi’i.
Oleh karena itu telah keliru orang yang berpendapat tidak boleh mengatakan kalau kelompok kitalah yang paling benar karna kebenaran mutlak hanya milik Allah U, kalau kita tidak meyakini bahwa pemahaman yang kita berada diatasnya bukan yang paling benar berarti kita adalah orang yang linglung dan kebingungan. Bagaimana pula kita mengajak orang kepada pemahaman yang benar sedangkan kita tidak tau kebenaran itu berada dimana. Dakwahilah manusia, ajaklah mereka kepada apa yang kita yakini benar, karna kita diperintahkan berdakwah dan mengajak manusia kepada kebenaran. Kebenaran yang mana? Kebenaran yang kita yakini ada pada golongan kita, tapi ingat jangan mencela, menghina ataupun merendahkan kelompok lain karna mereka juga kaum muslimin yang sedang mencari kebenaran.
Lantas, bagaimanakah seharusnya sikap kita sebagai seorang muslim, yang mengaku mengikuti sunah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam ?
Ada berbagai macam aliansi,  aliran, partai, dan pergerakan organisasi islam didunia termasuk di Indonesia. Sebagai hamba yang beriman, kita diperintahkan untuk bisa menerima bahwa adanya berbagai macam perbedaan pendapat dan paham itu sudah merupakan ketetapan Allah U . Dan sudah seharusnya juga kita menyikapi hal ini secara wajar. Dalam arti tetap menjalin interaksi dan toleransi terhadap berbagai macam golongan dengan tetap mepertahankan nilai-nilai Islam.
Hendaknya kita menyikapinya dengan sudut pandang positif, tinggalkan debat yang tidak bermanfaat, hindari fanatik golongan, ikutilah pendapat atau pemahaman yang menurut kita paling benar setelah mengkaji dan mempelajarinya dengan bertanya kepada ulama yang kita percayai, memperbanyak mempelajari serta mendalami ilmu agama, boleh menyatakan salah kelompok lain dengan niat meluruskan pemahamannya dengan menyatakan argumentasi yang jelas serta tidak boleh mencela maupun menghina mereka, memprioritaskan husnudhan (prasangka baik) kepada sesama muslim dan menyifati orang lain harus adil. Dan yang paling penting selalu memohon kepada Allah Taa'la agar diberi petunjuk dan kemudahan untuk menepaki jalan yang Haq. Wallahu A'lam Bisshawab.

Sumber : Al Ikhtilaf Fi Al A'mal Al Islamy Al Asbab Wa Al Atsar, Adabul Hiwar Wa Qawai'dul Ikhtilaf, wiyyan.page.tl, almanar.co.id, almanhaj.or.id.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wajib Diketahui Oleh Pecinta Sepak Bola...

Ada apa dengan kostum sepak bola? Sepak bola merupakan olah raga yang paling banyak penggemarnya, setiap penggemar memiliki klub dan pemain faforit. Terkadang semua aksesoris yang bertuliskan nama dan gambar klub atau pemain idolapun menjadi koleksi wajib bagi para pecinta sepak bola. Nah, bagaimana bila kita sebagai seorang muslim menjadi penggemar klub  atau pemain yang kafir kemudian membeli pernak-pernik yang berkaitan dengan mereka terutama kostum yang mengandung unsur atau lambang agama dan keyakinan mereka seperti lambang salib dan setan merah? Jika kita perhatikan terdapat beberapa kostum tim sepak bola yang mengandung unsur salib seperti Barcelona, AC Milan, Timnas Brazil, Timnas Portugal, Intermilan, sedangkan lambang setan terdapat pada  MU.  Meskipun begitu masih banyak kaum muslimin yang tidak memperdulikan hal ini khususnya Indonesia. Berbeda dengan dua Negara bagian Malaysia beberapa tahun yang lalu telah melarang hal ini. Dewan Keagamaan Johor d

Mengisi Ramadan dengan nasyid

  Dalam KBBI nasyid diartikan sebagai lagu yang mengandung unsur keislaman, sedangkan dalam kamus “ Lisanul Arab ” nasyid artinya menyanyikan syair. Dari dua pengertian ini dapat kita pahami bahwa nasyid adalah lagu atau nyanyian. Ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Hakim hafizhahullah dalam salah satu ceramahnya bahwa nasyid yang sekarang itu adalah nyanyian, bukan seperti yang dibaca oleh para sahabat saat menggali parit atau saat perang, yang mereka baca adalah syair.     Kita sama-sama tahu bahwa membaca syair oleh orang arab memiliki cara tersendiri, jika dicari persamaannya di Indonesia maka membaca syair serupa dengan membaca pantun atau puisi. Apakah membaca puisi atau pantun sama dengan cara menyanyikan nasyid atau kasidah itu? Jawabnya jelas tidak sama. Lalu apa hukum menyanyikan nasyid? Syaikh Shaleh Al Fauzan hafizhahullah dalam sebuah video tanya jawab menyebutkan “kami tidak menemukan pensyariatannya, jika nasyid tersebut tidak disandarkan

Kita pasti berpisah, semoga esok kembali berkumpul

Dalam menjalani kehidupan ini terkadang kita harus pergi, pergi jauh dari kampung halaman. Banyak tujuan yang kita bawa, ada yang menuntut ilmu, ada yang mencari nafkah dan tujuan lainnya. Walau apapun tujuannya, ke manapun perginya, pasti ia merindui kampung halamannya, pasti ia merindukan orang-orang yang disayangi, ingin kembali berkumpul dengan keluarga, sebab di sana ada kebahagiaan. Keindahan dan kedamaian itu ada di kampung halaman, ketika hati gelisah maka pulanglah, ada orang tua di sana, ada sanak saudara, ada sawah yang berjenjang dilengkapi burung-burung yang berbondong, ada sungai  beserta suara gemerciknya dan bebukitan dengan pohong-pohon yang menghijau. Indah dan damai.   Kita pasti kembali   Ibnu Umar  rhadiyallahu anhuma   berkata bahwa Rasulullah  shalallahu alaihi wasallam   bersabda :   كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ. وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ، يَقُولُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ المَسَاء