Belenggu biru
Bagaimana seharusnya mengelola Cinta????
Hati adalah tempat tumbuh dan
berkembangnya cinta, setiap orang pasti memiliki cinta dihatinya. Jatuh cinta
bukanlah sebuah dosa dan bukan pula aib karna manusia difitrahkan memiliki
cinta dalam hidupnya. Sungguh tidak dapat dibayangkan betapa kelamnya kehidupan
seseorang dalam menjalani hari – harinya
tanpa kasih dan sayang. Hanya saja sebagian mereka tidak mampu menjaga dan
mengatur perasaannya hingga dia terjerumus kedalam jurang kerugian dan musibah .
Para pujangga mengatakan “ cinta itu buta” namun bagi orang bijak yang memahami
hakikat cinta mengatakan “ cinta tidaklah buta hanya saja ia tidak melihat sebagai
mana mestinya”.Cinta buta adalah cinta
yang tumbuh bukan karena Allah, cinta buta adalah cinta yang melebihi porsinya,
cinta over dosis, cinta seperti ini sangat mendalam dan mengakar dihati
pemiliknya sehingga ia menjadi belenggu baginya. Ya, belenggu biru telah mengikat perasaan dan
akalnya, belenggu itupun mengekang akal
sehatnya, hidupnya bagaikan tawanan yang terikat dan hatinyapun hilang dalam
gemuruh kesengsaraan, akhirnya perasaan menjadi pemandu hidupnya. Ia rela merendahkan
dan mengorbankan dirinya untuk sang kekasih, tunduk dan patuh pada perintah
kekasihnya, betapa hinanya jiwa – jiwa yang dikuasai cinta buta yang tidak bisa
membedakan antara kebenaran dan kesesatan. Cinta seperti ini meskipun diikat
dengat ikatan yang halal saja dicela apalagi diikat dengan ikatan haram seperti pacaran tentu lebih dicela lagi.
Seorang
pemuda islam sejati akan berusaha semampunya agar cintanya tidak membuatnya
buta dalam menjalani hidup hingga ia terjatuh pada apa yang diharamkan. Cinta seperti ini merupakan sebuah penyakit kronis
sebagaimana yang diakatakan oleh Syaihk Ali Tantowi saat
menasehati para pemuda“ wahai anakkku sesungguhnya penyakit ini (cinta)
tidaklah menimpamu seorang diri, akan tetapi ia menimpa semua pemuda” . Ibnul Qayyim berkata, ”Gejolak cinta
merupakan jenis penyakit hati yang memerlukan penanganan khusus. Disebabkan
berbeda dengan jenis penyakit lain, baik dari segi bentuk, penyebabnya maupun
terapinya. Jika telah menggerogoti kesucian hati manusia dan mengakar di dalam
hati, sulit bagi para dokter mencarikan obat penawarnya dan penderitanya sulit
disembuhkan.” Dari pernyataan ini dapat
kita pahami bahwa cinta yang tidak dilandasi keimanan dan cinta yang terlalu
berlebihan adalah sebuah penyakit berbahaya yang akan menimbulkan kerusakan dan
kemudaratan bagi pengidapnya.
Jika
hati telah dibelenggu cinta, hati akan bergantung pada sang kekasih dan mendahulukannya dari orang lain bahkan
lebih mengutamakannya dari Allah Sang Pencipta cinta itu sendiri, ini termasuk
perbuatan syirik dan dinamakan Syirkul
Mahabbah. Bahkan ada yang rela menggadaikan agamanya demi cinta. Kita juga
melihat bahwasanya orang yang dibakar api asmara akan merasakan panas yang tak
sanggup untuk ia tahan, oleh karna itu para pecinta adalah orang paling
menderita hidupnya didunia meskipun ia merasakan kenikmatan dan kebahagian dalam cinta yang dijalaninya,
engkau akan mendapati ia gelisah disetiap waktu. Engkau dapati dia cemas bila
berpisah dengan kekasihnya, dan menanggung
derita karna rindu bila sidia jauh dari sisinya. Betapa banyak orang menderita
karna cinta, awalnya ia bermain air dipantai cinta, sedangkan ombak asmara memanggil untuk terus
memasukinya, angin kebahagian semu
berbisik ditelinganya, semakin lama ia semakin menjauh hingga sampailah
ketengah lautan dan akhirnya tenggelam dan tidak mampu kembali kepermukaan
kecuali Allah menyelamatkatnya dari bencana tersebut. Dalam kehidupan sehari –
hari kita melihat mereka yang mengidap penyakit ini menjadi gila, apakah karna
cintanya ditolak atau sang kekasih menghianatinya.
Ada pula yang bunuh diri karna tidak mampu menahan derita dalam dadanya. Khusus
kaum Hawa mereka rela menyerahkan kehormatan mereka hanya untuk memenuhi hasrat
hewani sang kekasih, mereka menghapus kemulian yang tertulis untuk mereka,
sehingga mereka bagaikan barang bekas yang murah bahkan tidak ada harganya sama
sekali.dan gadis itupun dengan enteng berkata “ tak apa, semua ku lakukan demi
cinta” sungguh saat itu iman dan akan
sehatnya telah dikalahkan oleh hawa nafsu.
Bagi mereka yang tenggelam pasti merasakan
sakit dan getirnya semua itu, namun terkadang mereka tertipu oleh diri mereka
sendiri sehingga racun bagaikan obat penawar. Hendaklah bagi orang yang beriman
dan berakal sehat selalu waspada dari
cinta semu yang membelenggu, cinta perusak jiwa, karna ia menimpa siapa saja
yang lalai dari petunjuk dan cahaya ilahi. Jika ia menyadari kesalahannya namun
tetap mempertahankan belenggu itu dihatinya berarti ia telah menyerahkan
jiwanya dikurung dalam ruang tanpa jarak dan tanpa batas waktu yang ditentukan.
jiwa menderita dalam penjara cintanya, meskipun terkadang ia merasakan
ketenangan dan ketentraman namun ia tidak menyadari apa dibalik kebahagian semu
itu dan apa yang akan dituainya dihari esok.
Sebagai seorang yang mengikuti
perintah Allah dan Rasulnya dan sebagai orang yang berfikir dengan jernih
hendaklah kita membentengi diri kita dari penyakit ini. Dengan menjauhi
penyebabnya, dan apabila kita telah terjangkit marilah kita obati secepatnya
dan jangan pernah tertipu dengan kenikmatan sementara. Wallahu A’lam.
Sumber Bacaan:
- Zadul Maa'd ( Ibnu Al Qayyim )
- Ad Da' wad Dawa' ( Ibnul Qayyim )
- Hamsah Fi Uzunis Syab ( Hasan Samsy Basya )
- Tauqul Hamamah ( Ibnu Hazm )
Wahmul Hub (Mustafa Mahmud )
Komentar
Posting Komentar