Langsung ke konten utama

Postingan

Entri yang Diunggulkan

Renungan sebelum menulis

Postingan terbaru

Dengan apa kebahagiaan abadi didapatkan?

  Ibnul Jauzi   rahimahullah berkata :   بماذا تشترى هذه الحياة الأبدية؟   ومن تفكر في الدنيا قبل أن يوجد، رأى مدة طويلة، فإذا تفكر فيها بعد أن يخرج منها رأى مدة طويلة، وعلم أن اللبث في القبور طويل، فإذا تفكر في اللبث في الجنة أو النار علم أنه لا نهاية لها، فإذا عاد إلى النظر في مقدار بقائه في الدنيا فرضنا ستين سنة مثلا فإنه يمضي منها ثلاثون سنة في النوم، ونحو من خمس عشرة في الصبى، فإذا حسب الباقي كان أكثره في الشهوات والمطاعم والمكاسب، فإذا خلص ما للآخرة وجد فيه الرياء والغفلة كثيرا، فبماذا تشترى الحياة الأبدية وإنما الثمن هذه الساعات؟   Terjemahan :   Dengan apa kebahagiaan abadi didapatkan?     Siapa yang memikirkan tentang dunia sebelum ia ada ia melihat waktu yang panjang, ketika ia memikirkan tentang dunia setelah keluar darinya ia juga melihat waktu yang panjang dan ia mengetahui kubur adalah penantian yang panjang. Saat ia memikirkan lama keberadaan di surga atau neraka, maka ia paham waktu di sana tidak ada akhirnya .   Ketika ia kembalikan pandan

9 nasehat dalam berpuasa dan menjalani Ramadan

  Pertama, tidak berlebihan saat berbuka. Saat berbuka sebagian kita makan sebanyak-banyaknya, terkadang sampai tidak bisa bergerak karena kekenyangan. Hal ini dilarang dalam Islam, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam   menjelaskan pola makan yang baik, yaitu secukupnya saja, sebagaimana dalam hadisnya :   مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ. بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ   Tidaklah anak Adam memenuhi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya, jika ia harus makan juga maka sepertiga bagian lambungnya untuk makanan, sepertiga lagi untuk minum dan sepertiga untuk nafasnya. (HR. Tirmidzi)   Dari hadis di atas jelas bagi kita   bahwa makan yang benar adalah menghilangkan lapar, menambah tenaga, bukan sampai kenyang, apalagi kekenyangan, seperti ular piton memakan seekor sapi, diam t

Menjadi pedagang yang beruntung di bulan Ramadan

Ustadz kami berkata dalam ceramahnya yang kami hadiri : ada d ua macam pedagang di bulan R amadan Pedagang dunia . M ereka sibuk membuka lapak, semakin dekat I d semakin sibuk, sampai-sampai tidak sempat salat. Mereka sibuk menghitung laba, telat tidur untuk beberapa lembar rupiah, rela bersusah-susah, yang penting uang bertambah, dosa tidak masalah. Pedagang akhirat. Mereka adalah hamba Allah taala yang sadar akan pentingnya Ramadan, siangnya mereka berpuasa, malamnya salat tarawih. Ketika Ramadan tinggal sepertiga terakhir mereka fokus beribadah untuk Allah taala dengan beriktikaf, ikhlas karena lillahi taala . Sebagian masyarakat bingung, kenapa mereka tidur di masjid? Kita jelaskan ini ajaran Nabi shalallahu alaihi wasallam . Mereka menyerahkan jiwa dan raganya untuk Allah, waktu, tenaga dan fikirannya untuk   Allah, sebab mereka yakin hidup dan mati manusia adalah milik Allah taala . Allah taala berfirman tentang balasan bagi yang berniaga dengan Allah taala : إِنَّ