Langsung ke konten utama

Tadarusan dengan mikrofon di masjid di bulan Ramadan

 

Sebagian kaum muslimin membaca Alquran secara bersama dengan bergantian pada malam Ramadan, biasanya setelah salat tarawih, mereka menyebutnya tadarusan. Mereka membaca Alquran dengan suara keras dan menggunakan mikrofon, tidak tahukah mereka bahwa membaca Alquran yang dilakukan tidak sesuai caranya dapat mendatangkan dosa, bagaimana tidak berdosa, masyarakat sekitar masjid merasa terganggu, mereka merasa lebih terganggu lagi ketika tajwid pembacanya rusak dan suaranya jelek, coba bayangkan bagaimana rasanya mendengarkan orang yang membaca Alquran dengan mikrofon sedangkan hukum-hukum tajwidnya bersalahan dan suaranya seperti radio rusak! Bukan hanya setelah tarawih, ada sebagian mereka yang tadarusan sampai tengah malam, padahal itu adalah waktu istirahat.

Dalam sebuah hadis dinyatakan :

اعْتَكَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ فَسَمِعَهُمْ يَجْهَرُونَ بِالْقِرَاءَةِ فَكَشَفَ السِّتْرَ وَقَالَ أَلَا إِنَّ كُلَّكُمْ مُنَاجٍ رَبَّهُ فَلَا يُؤْذِيَنَّ بَعْضُكُمْ بَعْضًا وَلَا يَرْفَعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الْقِرَاءَةِ أَوْ قَالَ فِي الصَّلَاةِ

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam beriktikaf di masjid, beliaupun mendengar para sahabat membaca Alquran dengan suara keras, beliau membuka tirai dan berkata : sesungguhnya kalian semua bermunajad kepada Rabb kalian, maka jangan kalian saling mengganggu, jangan mengeraskan suara kalian terhadap yang lain dalam mebaca Alquran atau beliau berkata ketika salat. (HR. Abu Daud)

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam  juga menyebutkan sifat muslim sejati :

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Muslim yang baik adalah ketika kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketika suara yang dilantunkan melalui pengeras suara masjid membuat orang kampung terganggu, maka si pembaca Alquran teresebut bisa dikatakan bahwa kaum muslimin tidak selamat dari lisannya. Membaca Alquran ada adabnya, membaca Alquran untuk kebaikan bukan mengangangu orang lain, kemudian haruskah membaca Alquran dengan menggunakan pengeras suara?

 


 

Terkadang yang  membaca wanita, tidakkah mereka malu memperdengarkan suara mereka kepada khalayak ramai? Tidakkah suami mereka cemburu kalau orang lain mendengar suara merdu istrinya? Tidakkah ayahnya marah kalau putrinya berkumpul di masjid sampai tengah malam? Bahkan terkadang bergabung laki-laki dan perempuan, bisakah membaca Alquran yang merupakan ibadah bersatu dengan percmpuran laki-laki dan wanita yang merupakan perbuatan maksiat?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wajib Diketahui Oleh Pecinta Sepak Bola...

Ada apa dengan kostum sepak bola? Sepak bola merupakan olah raga yang paling banyak penggemarnya, setiap penggemar memiliki klub dan pemain faforit. Terkadang semua aksesoris yang bertuliskan nama dan gambar klub atau pemain idolapun menjadi koleksi wajib bagi para pecinta sepak bola. Nah, bagaimana bila kita sebagai seorang muslim menjadi penggemar klub  atau pemain yang kafir kemudian membeli pernak-pernik yang berkaitan dengan mereka terutama kostum yang mengandung unsur atau lambang agama dan keyakinan mereka seperti lambang salib dan setan merah? Jika kita perhatikan terdapat beberapa kostum tim sepak bola yang mengandung unsur salib seperti Barcelona, AC Milan, Timnas Brazil, Timnas Portugal, Intermilan, sedangkan lambang setan terdapat pada  MU.  Meskipun begitu masih banyak kaum muslimin yang tidak memperdulikan hal ini khususnya Indonesia. Berbeda dengan dua Negara bagian Malaysia beberapa tahun yang lalu telah melarang hal ini. Dewan Keagamaan Johor d

Mengisi Ramadan dengan nasyid

  Dalam KBBI nasyid diartikan sebagai lagu yang mengandung unsur keislaman, sedangkan dalam kamus “ Lisanul Arab ” nasyid artinya menyanyikan syair. Dari dua pengertian ini dapat kita pahami bahwa nasyid adalah lagu atau nyanyian. Ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Hakim hafizhahullah dalam salah satu ceramahnya bahwa nasyid yang sekarang itu adalah nyanyian, bukan seperti yang dibaca oleh para sahabat saat menggali parit atau saat perang, yang mereka baca adalah syair.     Kita sama-sama tahu bahwa membaca syair oleh orang arab memiliki cara tersendiri, jika dicari persamaannya di Indonesia maka membaca syair serupa dengan membaca pantun atau puisi. Apakah membaca puisi atau pantun sama dengan cara menyanyikan nasyid atau kasidah itu? Jawabnya jelas tidak sama. Lalu apa hukum menyanyikan nasyid? Syaikh Shaleh Al Fauzan hafizhahullah dalam sebuah video tanya jawab menyebutkan “kami tidak menemukan pensyariatannya, jika nasyid tersebut tidak disandarkan

Kita pasti berpisah, semoga esok kembali berkumpul

Dalam menjalani kehidupan ini terkadang kita harus pergi, pergi jauh dari kampung halaman. Banyak tujuan yang kita bawa, ada yang menuntut ilmu, ada yang mencari nafkah dan tujuan lainnya. Walau apapun tujuannya, ke manapun perginya, pasti ia merindui kampung halamannya, pasti ia merindukan orang-orang yang disayangi, ingin kembali berkumpul dengan keluarga, sebab di sana ada kebahagiaan. Keindahan dan kedamaian itu ada di kampung halaman, ketika hati gelisah maka pulanglah, ada orang tua di sana, ada sanak saudara, ada sawah yang berjenjang dilengkapi burung-burung yang berbondong, ada sungai  beserta suara gemerciknya dan bebukitan dengan pohong-pohon yang menghijau. Indah dan damai.   Kita pasti kembali   Ibnu Umar  rhadiyallahu anhuma   berkata bahwa Rasulullah  shalallahu alaihi wasallam   bersabda :   كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ. وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ، يَقُولُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ المَسَاء