Langsung ke konten utama

Sunnah dan adab puasa

 Di antara sunnah dan adab puasa adalah :

Pertama, makan sahur.

Berdasarkan sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam :

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً

Bersahurlah karena pada sahur itu terdapat berkah. (HR. Bukhari)

Seorang yang makan sahur akan meraih pahala yang ada pada waktu sahur, di antaranya mendapat waktu mustajab untuk berdoa dan memohon ampun, meminta ampun pada waktu sahur adalah sifat hamba saleh sebagaimana Allah taala berfirman :

وَبِالْأَسْحارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Dan pada waktu sahur mereka memohon ampun. (Qs. Az Zariyat : 18)

 

Jika ia makan sahur tentu ia akan melaksanakan salat sunnah fajar dan samasama kita ketahui salat sunnah fajar memiliki keutamaan yang besar yaitu pahalanya lebih baik daripada dunia dan isinya. Itu adalah berkah untuk jiwa, sedangkan berkah bagi tubuh adalah adanya pasokan energi bagi tubuh, sehingga dalam menjalankan puasa lebih kuat dan bersemangat.

Kedua, bersahur dengan kurma.

Berdasarkan sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam :

نِعْمَ سَحُورُ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ

Sebaik-baik sahur seorang mukmin adalah kurma. (HR. Abu Daud dan Ibnu Hibban)

Kurma adalah salah satu tumbuhan terbaik yang ada di bumi, ia memiliki banyak khasiat, di antaranya menjadi sumber energi bagi tubuh, mungkin inilah sebabnya Maryam ibunya Nabi Isa alaihimas salam  diberikan oleh Allah taala kurma sesaat sebelum ia melahirkan, karena beliau membutuhkan energi, begitu juga setelah melahirkan yang menguras tenaga.

Ketiga, mengakhirkan sahur. Berdasarkan riwayat Zaid bin Tsabit rhadhiyallahu anhu :

تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ قُمْنَا إِلَى الصَّلاَةِ. قُلْتُ كَمْ كَانَ قَدْرُ مَا بَيْنَهُمَا قَالَ خَمْسِينَ آيَةً.

Kami makan sahur bersama Nabi shalallahu alaihi wasallam  kemudian kami melaksanakan salat, jarak antara waktu setelah sahur dengan waktu masuk salat adalah sekitar membaca Alquran 50 ayat. (HR. Bukhari)

Mengakhirkan sahur dapat membuat makanan yang ada menjadi tahan lama, sehingga kekuatanpun tahan lebih lama pula. 50 ayat tidaklah lama, tergantung ayat yang dibaca, mungkin antara 10-15 menit. Kami sering mendapati orang-orang yang makan sahur 2 jam sebelum waktu subuh masuk, bahkan ada yang sahur sebelum tidur, ini jelas menyelisihi apa yang diajarkan Nabi shalallahu alaihi wasallam , walaupun ia bukan dosa, tapi alangkah baiknya kita mengikuti apa yang diajarkan oleh Nabi shalallahu alaihi wasallam .

Keempat, menyegerakan berbuka.

Berdasarkan sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam :

لا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Manusia senantiasa dalam kebaikan selagi menyegerakan berbuka. (HR. Bukhari)

Jika matahari sudah tenggelam, segeralah berbuka, sebab waktu yang ditetapkan untuk menahan diri dari makan dan minum  telah berakhir, karena kita akan menghadap Allah taala, melaksanakan salat Magrib, salat dengan penuh khusyu dan semangat baru. Jika berbuka ditunda, mungkin kekhusyukan kita berkurang karena teringat makanan saat salat dan melaksanakan salat Magrib dalam keadaan malas, sebab tubuh masih lemah.

Kelima, berbuka dengan rhathab (kurma basah) atau kurma (kering) atau dengan air.

Berdasarkan  riwayat Anas rhadhiyallahu anhu :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

 Nabi shalallahu alaihi wasallam  berbuka dengan kurma basah, kalau tidak ada dengan kurma kering, kalau tidak juga maka dengan air.  (HR. Abu Daud dan Tirmizi)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam Zadul Maad : lambung lebih mudah menerima yang kurma dan air memberikan pengaruh positif untuk hati, maka hendaknya berbuka dengan meneguk air terlebih dahulu sebelum makan. Beliau juga menyebutkan : pada air dan kurma terdapat suatu hal yang sangat baik untuk kesehatan jantung dan tidak diketahui kecuali oleh para dokter.

Keenam, membaca doa “zahabal zhamau, wabtallatil u’rrahimahullahqu wa tsabatal ajru insyaallah

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Telah hilang dahaga dan tenggorokanpun sudah basah, insyaalah diberi pahala.  (HR. Abu Daud dan Ad Darul Quthni)

Doa ini dibaca setelah berbuka, karena dahaga yang hilang dan tenggorokan yang basah terjadi setelah ada minuman membasahi tenggorokan. Doa ini juga menguatkan bahwa meminum air dianjurkan saat mulai berbuka, sedangkan doa sebelum berbuka adalah doa makan dan minum yaitu membaca “bismillah”

Kenapa awal berbuka membaca basmalah saja, karena tidak ada dalil sahih tentang doa khusus untuk awal berbuka, maka kita gunakan dalil umum, yaitu doa sebelum makan dan minum, sebagaimana yang disampaikan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam  kepada Umar bin Abi Salamah rhadiyallahu anhuma :

يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ

Wahai anak, bacalah basmalah, makan dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang dekat denganmu. (HR. Bukhari dan Muslim)

Bagaimana dengan doa yang biasa kita dengar, yaitu:

اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Allahhumma hanya untuk-Mu aku berpuasa dan aku beriman dengan-Mu dan karena rizki-Mu aku berbuka. (HR. Abu Daud, Al Baihaqi dan Thabrani)

Hadis pertama derajatnya hasan sebagaimana yang dikatakan Ad Darul Qutny rahimahullah dalam sunannya dan hadis kedua daif, ketika terdapat dua hadis tentang suatu perkara, yang satu daif dan yang satu lagi hasan, tentu yang hasan lebih didahului. Karena hadis hasan para ulama sepakat ia menjadi sandaran hukum, sedangkan hadis daif tidak boleh digunakan.  Jadi doa yang tepat untuk berbuka adalah doa “zahabal zhamau” bukan doa “allahuma laka shumtu

Setelah kami cari lafaz yang ada pada ketiga kitab di atas hanya “allahumma laka shumtu wa ala rizqika afthartu” inilah hadis yang daif, sedangkan lafaz “wa bika amantu”  tidak terdapat dalam kitab-kitab hadis yang kami cari.

Ketujuh, memberi makan orang yang berpuasa.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Kedelapan, banyak memberi.

Dari Ibnu Abbas rhadiyallahu anhuma ia berkata :

كَانَ النَّبِىُّ  صلى الله عليه وسلم  أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ

Nabi shalallahu alaihi wasallam adalah orang  yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan jika berada pada bulan Ramadan. (HR. Bukhari)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wajib Diketahui Oleh Pecinta Sepak Bola...

Ada apa dengan kostum sepak bola? Sepak bola merupakan olah raga yang paling banyak penggemarnya, setiap penggemar memiliki klub dan pemain faforit. Terkadang semua aksesoris yang bertuliskan nama dan gambar klub atau pemain idolapun menjadi koleksi wajib bagi para pecinta sepak bola. Nah, bagaimana bila kita sebagai seorang muslim menjadi penggemar klub  atau pemain yang kafir kemudian membeli pernak-pernik yang berkaitan dengan mereka terutama kostum yang mengandung unsur atau lambang agama dan keyakinan mereka seperti lambang salib dan setan merah? Jika kita perhatikan terdapat beberapa kostum tim sepak bola yang mengandung unsur salib seperti Barcelona, AC Milan, Timnas Brazil, Timnas Portugal, Intermilan, sedangkan lambang setan terdapat pada  MU.  Meskipun begitu masih banyak kaum muslimin yang tidak memperdulikan hal ini khususnya Indonesia. Berbeda dengan dua Negara bagian Malaysia beberapa tahun yang lalu telah melarang hal ini. Dewan Kea...

علو الهمة، أهميته وأسبابه

إنَّ رحلة الحياة طويلةٌ وشاقَّةٌ يحتاجُ فيها المسافر إلى ما يحفَظُه في سفَرِه وإلى ما يُعِينه على بُلوغ مَقصِده الآمِن الناعم، وصدَق مَن قال: إنَّ الناس في هذه الرحلة لا يتفاوَتون بالصُّوَر إنما بالهِمَم، والهمَّة هي التي تحثُّ المسافر على السَّير، ولا تجعَلُه ينسى في واحات الراحة والتزوُّد وجهتَه وغايتَه . ويُعرِّف بعضُ العلماء الهمَّة بأنها بمثابة الطاقة الكامنة في ذَواتنا، والتي تدفَعُنا للحركة والعمل، وإذا انطَلقتْ هذه الطاقة من جَوانِب الخير في نفوسنا، كانت الحركة تجاه الخير ومعالي الأمور، وإنْ كان مصدر هذه الطاقة النفس الأمَّارة بالسُّوء فإنَّ الحركة تنصبُّ في الشر، أو في أقلِّ أحوالها تتَّجه نحو خيرٍ ناقص مَشُوب بشرور الشبهات والشهوات . فإنَّ الهمة عملٌ قلبيٌ ، والقلب لا سلطان بعد الله لغير صاحبه عليه ، وكما أن الطائر يطير بجناحيه ، كذلك يطير المرء بهمته فتحلق به لأعلى الآفاق ، طليقة من القيود التي تكبل الأجساد . والهمم تتفاوت حتى بين الحيوانات ، فالعنكبوت مثلاً منذ أن يولد ينسج لنفسه بيتًا ولا يقبل منّة الأم ، والحية تطلب ما حفر غيرها إذ طبعها الظلم ، والغراب ي...

مكافحة الفساد .. عمر بن عبدالعزيز أنموذجا

فحديثنا اليوم  عن صفحة من أعظم صفحات التاريخ الذي عرفته البشرية! نرى من خلالها سيرة إمام عادل، ومجدد مصلح! نرى النزاهة والورع، والعدل والإنصاف تتمثل في رجل يمشي على الأرض! نرى الإصلاح ومكافحة الفساد واقعا منظورا لا كلاما مسطوراً!. حديثنا  عن أمير المؤمنين،  عمرَ بنِ عبد العزيز -رحمه الله-. نشأ عمرُ بن عبد العزيز في بيت المُلكِ والخلافة، فقد كان أبوه عبدُ العزيز بنُ مَروان أميراً على مصر، أكثر من عشرين سنة. فعمر بن عبد العزيز هو ابن القصور، وسليل الأمراء، الذي ارتضع النعيم والرفاهية منذ الصِّغَر، فالصعب له مذلل، والبعيد منه قريب، لا يتمنى شيئاً إلا ناله، ولا يخطر على باله شيءٌ إلا أدركه. ولما توفي أبوه، ورث عمرُ مالا كثيراً، وانتقلَ إلى قصر عمه عبدِ الملك بنِ مروان؛ خليفة المسلمين، فعاش في كنفه، وزوَّجه الخليفةُ ابنتَه فاطمة، وشيد لها قصرا منيفا، وأهداها الجواهر النفيسة والحلي. وكان عمر بن عبد العزيز -رحمه الله- في شبابه من أعطر الناس، وأحسنهم لباساً، وأخْيَلِهِم مشيةً، وكان يبالغ في الزينة والطيب والرفاهية والنعيم والتوسع في المباحات؛ روى هارون...