Langsung ke konten utama

Keutamaan puasa

Orang yang berpuasa akan meraih keutamaan yang tidak didapat pada amalan lainnya, maka sungguh rendahnya jiwa orang yang tidak berpuasa setelah ia tahu keutamaan-keutamaan ini, seharusnya seorang muslim itu setelah tahu ada jalan menuju surga ia akan segera menepaki jalan itu, bukan mencari alasan untuk tidak berjalan di atasnya, semua keutamaan puasa hanya bermuara pada satu hal, yaitu kenikmatan dan kebahagiaan  abadi di surga, marilah kita perkuat jiwa dan raga untuk berpuasa baik sunnah, terlebih lagi yang wajib.

Diantara keutamaan puasa yaitu :

Pertama, pahala berlimpah, kebahagiaan berlipat dan kewangiannya di sisi Allah taala.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam  bersabda :

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ.

Setiap amalan keturunan Adam akan dilipatgandakan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat. Allah taala berfirman “kecuali amalan puasa, puasa tersebut untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Ia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.” Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. (HR. Bukhari)

Dari hadis ini terdapat tiga keistimewaan yang diperoleh orang yang berpuasa. Pertama, pahala yang dilipatgandakan dalam jumlah yang tak terhingga, amalan lain pahalanya dari sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat, sedangkan puasa jumlah penggandaanya jauh lebih banyak dari itu. Bahkan Allah taala memberikan keistimewaan untuk ibadah puasa dengan mengecualikannya dari ibadah lain. Kedua, dua kebahagiaan yang ia peroleh, kebahagiaan pertama adalah kebahagiaan di dunia yaitu saat berbuka dan kebahagiaan kedua adalah kebahagiaan yang ia peroleh di akhirat kelak saat bertemu dengan Rabbnya. Ketiga, aroma mulutnya lebih harum di sisi Allah taala dibandingkan minyak kasturi, oleh karena itu biarlah disisi manusia ia bau, namun disisi Allah taala ia wangi, karena telah membuat Allah taala ridha dengan ketaatanya. Tidak ada balasan setelah keridhaan Allah taala kecuali surga-Nya.

Kedua, puasa memberikan pertolongan pada hari kiamat

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

Puasa dan Alquran akan memberikan syafaat (pertolongan) untuk seorang hamba pada hari kiamat, puasa akan berkata “ya Rabbku, aku telah menjauhkannya dari makanan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberikan syafaat untuknya”.  Alquran juga berkata “aku telah menahannya dari tidur pada malam hari, maka perkenankanlah aku memberi syafa’at untuknya” Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda “keduanya diizinkan Allah memberikan syafaat.” (HR. Ahmad)

Nanti pada saat manusia kesusahan, saat manusia ketakutan, puasa akan memberikan pertolongan untuk siapa saja yang berpuasa dengan ikhlas dan di atas petunjuk Nabi shalallahu alaihi wasallam, bahkan seandainya ia telah dimasukkan ke dalam neraka, insyaallah puasa dapat mengeluarkannya dari azab yang sangat pedih itu, begitu juga dengan Alquran.

Ketiga, dijauhkan dari api neraka

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

مَنْ صَامَ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا

Siapa yang puasa satu hari karena Allah taala , maka Allah menjauhkannya dari api neraka sejauh 70 tahun perjalanan.(HR. Muslim)

Keempat, masuk pintu khusus ke dalam surga

Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda :

فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ

Surga memiliki delapan pintu, diantara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa. (HR. Bukhari)

Nabi shalallahu alaihi wasallam juga  bersabda :

إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُم، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ

Di surga ada satu pintu yang disebut “ar rayyan” Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut, selain mereka tidak seorangpun memasukinya. Di akhirat mereka akan diseru “mana orang yang berpuasa?” merekapun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa telah masuk, pintu itu ditutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya. (HR. Bukhari)

Kelima, terkabulnya doa

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam  bersabda :

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Tiga orang doanya tidak akan ditolak, pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai berbuka dan orang yang terzalimi. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Keenam, diampuni dosa di masa lalu

Terkhusus untuk bulan Ramadan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Siapa yang puasa Ramadan karena iman dan berihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu. (HR. Bukhari)

Insyaallah jika kita puasa Ramadan dengan iman dan ihtisab atau mengharap pahala dari Allah taala yang dibarengi dengan  ilmu, insyaallah  dosa-dosa kita diampuni oleh Allah taala, tentunya dosa yang diampuni adalah dosa-dosa kecil, sedangkan dosa besar diampuni setelah bertobat dan Allah taala menerima tobatnya. Iman yang benar melahirkan keikhlasan dan ilmu yang benar melahirkan mutabaa’h, dari keduanya inilah kita memperoleh ampunan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wajib Diketahui Oleh Pecinta Sepak Bola...

Ada apa dengan kostum sepak bola? Sepak bola merupakan olah raga yang paling banyak penggemarnya, setiap penggemar memiliki klub dan pemain faforit. Terkadang semua aksesoris yang bertuliskan nama dan gambar klub atau pemain idolapun menjadi koleksi wajib bagi para pecinta sepak bola. Nah, bagaimana bila kita sebagai seorang muslim menjadi penggemar klub  atau pemain yang kafir kemudian membeli pernak-pernik yang berkaitan dengan mereka terutama kostum yang mengandung unsur atau lambang agama dan keyakinan mereka seperti lambang salib dan setan merah? Jika kita perhatikan terdapat beberapa kostum tim sepak bola yang mengandung unsur salib seperti Barcelona, AC Milan, Timnas Brazil, Timnas Portugal, Intermilan, sedangkan lambang setan terdapat pada  MU.  Meskipun begitu masih banyak kaum muslimin yang tidak memperdulikan hal ini khususnya Indonesia. Berbeda dengan dua Negara bagian Malaysia beberapa tahun yang lalu telah melarang hal ini. Dewan Keagamaan Johor d

Mengisi Ramadan dengan nasyid

  Dalam KBBI nasyid diartikan sebagai lagu yang mengandung unsur keislaman, sedangkan dalam kamus “ Lisanul Arab ” nasyid artinya menyanyikan syair. Dari dua pengertian ini dapat kita pahami bahwa nasyid adalah lagu atau nyanyian. Ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Ustadz Abdul Hakim hafizhahullah dalam salah satu ceramahnya bahwa nasyid yang sekarang itu adalah nyanyian, bukan seperti yang dibaca oleh para sahabat saat menggali parit atau saat perang, yang mereka baca adalah syair.     Kita sama-sama tahu bahwa membaca syair oleh orang arab memiliki cara tersendiri, jika dicari persamaannya di Indonesia maka membaca syair serupa dengan membaca pantun atau puisi. Apakah membaca puisi atau pantun sama dengan cara menyanyikan nasyid atau kasidah itu? Jawabnya jelas tidak sama. Lalu apa hukum menyanyikan nasyid? Syaikh Shaleh Al Fauzan hafizhahullah dalam sebuah video tanya jawab menyebutkan “kami tidak menemukan pensyariatannya, jika nasyid tersebut tidak disandarkan

Kita pasti berpisah, semoga esok kembali berkumpul

Dalam menjalani kehidupan ini terkadang kita harus pergi, pergi jauh dari kampung halaman. Banyak tujuan yang kita bawa, ada yang menuntut ilmu, ada yang mencari nafkah dan tujuan lainnya. Walau apapun tujuannya, ke manapun perginya, pasti ia merindui kampung halamannya, pasti ia merindukan orang-orang yang disayangi, ingin kembali berkumpul dengan keluarga, sebab di sana ada kebahagiaan. Keindahan dan kedamaian itu ada di kampung halaman, ketika hati gelisah maka pulanglah, ada orang tua di sana, ada sanak saudara, ada sawah yang berjenjang dilengkapi burung-burung yang berbondong, ada sungai  beserta suara gemerciknya dan bebukitan dengan pohong-pohon yang menghijau. Indah dan damai.   Kita pasti kembali   Ibnu Umar  rhadiyallahu anhuma   berkata bahwa Rasulullah  shalallahu alaihi wasallam   bersabda :   كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ. وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ، يَقُولُ: إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ المَسَاء